Puisi & Doa bagi Sang Pejuang 


Kiriman dari abubakar alhabsyi komisi III

Ada sejuta lebih Ulama.. 
yg siap menggantikan Habib Rizieq…

jika beliau terbunuh….

Tapi tdk ada satupun!!! saat ini…

yg bs menyatukan ummat seperti Beliau…

Habib Rizieq tdk tergantikan…!!

LEADERSHIP dan KARISMA nya, ORATORSHIP dan KEBERANIANnya, KETULUSAN dan KECERDASANnya, KEPERCAYAAN UMMAT PADAnya…

dan KREDIBILITASnya… 

TIDAK BISA DITRANSFER…!!!

PADA PARA SAHABATNYA….

Yakin kepada ALLAH SWT…!!!

MENYIAPKAN HABIB RIZIEQ…

UTK KEBANGKITAN ISLAM DI DUNIA… DAN DIMULAI DARI INDONESIA….

Yakin kepada Allah SWT…

tdk akan Habib Rizieq terbunuh…!!

sampai peran dan tugasnya selesai….

Seperti Kakeknya… Rasulullah SAW…!!!

Saat menyebarkan agama Islam… walalupun SELALU ADA DI BARISAN TERDEPAN….

ALLAH SWT SELALU MENYELAMATKAN NYAWANYA….

Allah SWT tdk suka hal2 yg mubazir…

Sdh puluhan tahun….

Allah SWT MENYIAPKAN HABIB RIZIEQ…

Sehingga menjadi MANUSIA PILIHAN…

YG BISA MENYATUKAN UMMAT ISLAM…

Menyatukan SEMUA PEMAHAMAN…

mulai yg paling sekular….

Sampai yg paling radikal….

SEMUA BERGABUNG…

DAN MENCINTAI HABIB RIZIEQ…

Hanya orang2 yg DIBENCI ALLAH SAJA… YG MEMBENCI HABIB RIZIEQ….

Mereka adalah orang2 yg CINTA DUNIA… dan BERTUHAN PADA HARTA,TAHTA DAN WANITA….

________

Ya Rab Jagalah kesehatan Beliau 

& segera lahirkan benih benih generasi penerus SERTA pengganti Beliau…

Meski Beliau tak tergantikan…

Karena perjuangan harus tetap berlanjut… 

Hingga datanglah ketetapan dari-Mu SWT….

——–

Puisi & Doa bagi Sang Pejuang 

Muhammad Rizieq Cucu Sang Nabi SAW

SELAMAT DAN SUKSES ATAS TERPILIHNYA KH. FAHRRUROZY ISHAQ SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

Berdasarkan Perpu No 1 tahun 2014 ayat 173 dan 174 Basuki Purnama (Ahok) tidak serta merta menjadi Gubernur DKI Jakarta, selain itu mayoritas anggota DPRD DKI Jakarta yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) juga bersepakat menolak Ahok. Namun pemerintah melakukan arogansi kekuasaan dengan melantik Ahok secara sepihak.

Karena pemerintah melakukan arogansi kekuasaan, maka warga ibukota yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) bersepakat menggunakan kedaulatan rakyat untuk memilih Gubernur sendiri. Pemilihan tersebut dilaksanakan dalam momen aksi damai menolak Ahok, Senin (1/12/2014) didepan kantor DPRD DKI Jakarta.

Pada kesempatan tersebut, sejumlah habaib ulama dan tokoh Jakarta membentuk Presidium Penyelamat Jakarta. Tokoh yang menjadi anggota Presidium Penyelamat Jakarta antara lain adalah KH. Munawir Asri, KH. Ahmad Baidowi, KH Mustawa, Ustaz Endang, Habib Idrus Hasyim bin Yahya, KH. Sulaiman Rohimin, KH. Nursasih, H. Komarudin Darib, Habib Muchsin bin Zaid al Attas, Habib Salim bin Umar al Hamid, Habib Metal, KH. Muhammad Toha, KH. Muhammad al Khaththath, Ustazah Nurdiati Akma, Ustazah Samsidar Siregar, KH. Sauki (putera alm Zainuddin MZ), KH. Luthfi Hakim FBR, Habib Abdurrahman al Habsyi Kwitang, KH Abdur Rasyid Abdullah Syafii, KH. Maulana Kamal Yusuf, H. Rhoma Irama, KH. Cholil Ridwan, dan Habib Rizieq.

Para presidium mengadakan rapat akbar secara singkat, mereka bersepakat mengangkat KH. Fachrurrozi Ishaq sebagai Gubernur Masyarakat Jakarta. “Mulai hari ini, dihati kita punya Gubernur baru yaitu KH Fachrurrozi Ishaq (Bang Rozi), ditetapkan Senin 1 Desember 2014 pukul 11.03 wib didepan kantor DPRD DKI Jakarta,” ujar KH. Munawir Asri, salah satu ulama betawi.

Bang Roji pun menerima amanah tersebut, bersama ulama dan umat Islam Jakarta ia berjanji akan berjuang melawan kezaliman. “Dalam rangka menegakkan kebenaran dan menghancurkan kezaliman, saya menerima amanah ini. Karena itu saya meminta seluruh anggota DPRD DKI Jakarta agar keinginan masyarakat Jakarta diperhatikan, gunakan hak interlapasi, hak angket secepatnya untuk menurunkan Ahok,” ungkap Bang Rozi yang disambut takbir.

Menyambut pemilihan tersebut, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab menyerukan kepada warga Jakarta untuk menyambut baik keputusan ini.

“Kalau besok Bang Rozi masuk ke kampung-kampung Jakarta, kita sambut beliau dengan shalawat, dengan takbir, kita sambut beliau dengan sebaik-baiknya penyambutan,” kata Habib Rizieq.

Rencananya, setelah aksi damai ini akan diadakan tabligh akbar besar-besaran diberbagai tempat di Jakarta untuk mensosialisasikan keputusan ini.

Aksi nyata Gubernur baru Jakarta

WARNING: Musuh Musuh Allah mulai beraksi Aksi nyata Gubernur baru Jakarta : 1. Semua ekskul dibekukan kecuali pramuka. Karna dalam pramuka sudah ada seni, keagamaan dll. 2. Beban jam belajar murid jam 07.00 s/d 13.30 tapi sabtu masuk dan minggu untuk ekskul 3. Kesejahteraan guru honor 400rb dari pemda dicabut 4. Ini yg paling sakit. Mengatasnamakan nasionalisme, hari jumat tidak lagi diwajibkan pakaian muslim tapi diwajibkan pakaian encim (pakaian abang none) untuk siswa siswi SMP SMA Tambahan: Untuk pmbinaan rohani siswa, kabarnya alumni juga tidak akan lagi di ikut sertakan. Karena dinas pendidikan dki sudah kerja sama dengan Yayasan Alkahfi utk pegang pembinaan/mentoring siswa. Dan perlu diketahui Al kahfi adalah yayasan milik syiah. Ini semacam test case pihak2 kafir untuk melihat reaksi umat, apakah reaktif atau membiarkan. Jika umat diam maka akan dilanjutkan. Sebuah program sistematis untuk memurtadkan umat. Saatnya SDL bergerak kembali. link asal :http://disdik.jakarta.go.id/images/file/781245-01231818072014@05_EDARAN-Seragam-2014.pdf

SIKAP DPP FPI TERKAIT PILPRES 2014

IMAM BESAR FPI – AL HABIB MUHAMMAD RIZIEQ BIN HUSEIN SYIHAB…
Allaahu Akbar … !!!
Allaahu Akbar … !!!
FPI siap menerima apa pun HASIL PEMILU yang JUJUR dan ADIL. Namun jika terbukti ada PENGKHIANATAN yang dilakukan oleh SIAPA PUN, maka bagi FPI setiap KECURANGAN wajib dilawan, karena KEJUJURAN dan KEADILAN adalah harga mati yang tidak bisa ditawar. Jangan pernah membangun Negara atau mengangkat Pemimpin kapan pun dan dimana pun melalui jalan KHIANAT dan CURANG.
FPI siap menerima apa pun HASIL PEMILU yang JUJUR dan ADIL. Namun jika terbukti ada PENGKHIANATAN yang dilakukan oleh SIAPA PUN, maka bagi FPI setiap KECURANGAN wajib dilawan, karena KEJUJURAN dan KEADILAN adalah harga mati yang tidak bisa ditawar. Jangan pernah membangun Negara atau mengangkat Pemimpin kapan pun dan dimana pun melalui jalan KHIANAT dan CURANG.
Ayo, tegakkan KEJUJURAN dan KEADILAN untuk semua.
Ayo, tegakkan KEJUJURAN dan KEADILAN untuk semua.
Hasbunallaah wa Ni’mal Wakiil, Ni’mal Maulaa wa Ni’man Nashiir.
Hasbunallaah wa Ni’mal Wakiil, Ni’mal Maulaa wa Ni’man Nashiir.
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaahil ‘Aliyyil ‘Azhiim.
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaahil ‘Aliyyil ‘Azhiim.
Sebarkan !

#SAVE_PALESTINA bagian 1

logo_alqassam0ADC4AC951 0DF9D1E0DE 0E172671A2 0EF43F64B8 001B758BF5 1C31085523 1DA74C6A54 1E4D8F0620 1E8E6C0EF1 3B187D4259 3CCC5A6610 3E61F25E2B 4D7DE0A95E 5A3BEE1A69 5B98F5F856 5CC101C488 6A72B113C2 6C65865366 6D0F43FF1F 6EF58040F4 7C6FD7AD9C 8CABCA69DE 8D00DD0AC7 09EDE31EBD 23FC1C69D8 41E2DFD07D 44E449E317 55EC91B0FD 59B6FF9525 93FDD815C0 206BEC8929 259EA40344 321DA71A04 342E48C4A8 465D8464EA 0501EA5F15 853C6271E8 893B48227E 914E070C0B 3544B55EAF 03677F2F50 7671BD6454 8905BC1334 11817B7314 20491B2A05 A9B4189333 A11ED79758 A9319886EA AC24EB9ED2 B0BAE2DE97 B767CAED84 B4998C2610 BB549E1925 BC871BB5E3 BE48ED3613 BFAEC0D205 C0F4384121 C048B00E74 CDE3C6A347 CEA1BBA812 D1E39F357B D5B40BF15E D76722D6DA EA7999CA5F F84E6F852F F408E142C1 FE080702D5 FF32A85865 FFBF9CCC4B

Para Mujahidah.. Ibu, Istri dan Putri para Mujahid yang diculik tentara zionis israel Laknatullah ‘alaih

Entitas Zionis memenjarakan ibu Palestina, saudara perempuan dan anak perempuan, menyiksa mereka untuk memaksa keluarga mereka untuk menyerahkan diri kepada tentara zionis Israel atau untuk memaksa keluarga mereka yang dipenjara untuk mengakui apa yang tidak mereka lakukan. Fathiya Swees, ibu berusia 57 tahun, ditahan pada tanggal 19 Juli 2010. Adiknya Ikhlas, istri sang mujahid, juga dipanggil untuk diinterogasi.

Setelah dia dibebaskan pada tanggal 01 Agustus 2010, Swees berbicara tentang disiksa, dicegah dari tidur dan dipaksa untuk berdiri selama berjam-jam meskipun kesehatannya memburuk. Dia diancam dengan penahanan semua adik-adiknya jika dia tidak memberikan informasi. Selama Intifada Al Aqsha, rumah beliau sering diserbu oleh tentara Israel dan ibu dan nenek bahkan dipukuli dan diseret ke pusat-pusat penahanan. para  Ibu Palestina di penjara-penjara Israel yang telah dicabut haknya untuk berkumpul bersama anggota keluarga sebagai hukuman. Setidaknya ada 7 ibu Palestina yang saat ini dipenjara oleh entitas Zionis:

1 – Iman Ghazzawi, dari Tulkarim, ditahan sejak 2001/03/08, ibu dari 2 (13 tahun)
2 – Ibtisam Issawi, dari Jabal Al-Mukabbir (West Sawahreh), ditahan sejak 2001/10/24, ibu dari 6 (15 tahun)
3 – Ireena Sarahna, dari Dheisheh kamp pengungsi, ditahan sejak 2002/05/23, ibu dari 2 (kehidupan kalimat)
4 – As-Sa’di Qahira, dari Jenin, ditahan sejak 2002/05/30, ibu dari 4 (3 kali hukuman seumur hidup dan 30 tahun)
5 – Latifa Abu Thra ‘, dari Nablus, ditahan sejak 2003/09/12, ibu dari 7 (25 tahun, dalam isolasi)
6 – Muntaha At-Tawil, dari Ramallah, ditahan sejak 1010/08/02, ibu dari 4 (penahanan administratif)
7 – Kifah Jibril, dari Ramallah, ditahan sejak 01.08.2010, ibu dari 2 (penahanan administratif)

Tahanan perempuan Palestina lainnya yang memiliki suami atau saudara mereka yang di penjara-penjara Israel juga, tapi tidak diperbolehkan untuk mengunjungi mereka:

Ireena Sarahna dan suaminya Ibrahim Sarahna (6x hukuman seumur hidup), mereka memiliki 2 anak. Ahlam At-Tamimi dan suaminya Nizar At-Tamimi (16x hukuman seumur hidup). Iman Ghazzawi (divonis 13 tahun) dan suaminya Shahir ‘Asha (divonis 20 tahun), mereka memiliki 2 anak. Nili As-Safadi dan suaminya ‘Ubada Bilal (divonis 10 tahun dan 6 bulan).

. Fatin As-Saadi dan kakaknya Shafi ‘As-Saadi (divonis 4 setengah tahun) Abeer Odeh memiliki 3 saudara dalam tahanan Israel: Siddiq di Ramleh rumah sakit penjara, Jasir dan Saa’di. Aisheh Ghneimat memiliki 2 saudara dalam tahanan Israel: Mohammad (divonis 7 bulan) dan Anas (tahanan administratif).
Shireen Al-‘Isawi memiliki 4 saudara di penjara Israel.

logo_alqassam

ALLAHU AKBAR… Hamas: Ancaman Peres invasi tanah palestina tidak menakut-nakuti kami, kami tidak akan pernah gentar !!!

Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri dikonfirmasi pada Rabu bahwa ancaman Presiden Israel Shimon Peres tentang operasi darat di Gaza tidak menakut-nakuti gerakannya.

Komando Al Qassam yang menyerbu pangkalan militer Israel di Ashkelon berada dibarisan terdepan untuk menghadapi para tentara pengecut biada zionis israel  di Gaza, dikatakan dalam sebuah pernyataan pers.

Presiden Israel Shimon Peres menyatakan pada hari Rabu dalam sebuah wawancara eksklusif dengan CNN bahwa serangan darat di Gaza “mungkin akan segera terwujud.”

Mengacu pada roket yang ditembakkan dari Gaza, Peres mengatakan “jika mereka akan berhenti misalnya malam ini, tidak akan ada pintu masuk bagi militer . Tetapi jika mereka akan terus berlanjut, cepat atau lambat ini akan di respon”

“Kami memperingatkan mereka, kami meminta mereka untuk menghentikannya … kami menunggu satu hari, dua hari, tiga hari dan mereka terus, dan mereka menyebarkan api mereka di daerah-daerah lainnya di Israel,” tambahnya.

logo_alqassam

Protes keras ditunjukan warga di seluruh Eropa melawan agresi Israel

masyarakat di sejumlah kota-kota eropa telah melakukan protes damai menentang agresi Israel di Jalur Gaza, yang sejauh ini telah mengakibatkan pembunuhan beberapa lusin warga Palestina, koran Felesteen melaporkan.

Di Spanyol, Forum Solidaritas Palestina mengadakan protes di Madrid, di mana para peserta mengajukan banding ke Israel untuk segera menghentikan agresinya terhadap Jalur Gaza. Para pengunjuk rasa membacakan pernyataan untuk mengingatkan masyarakat internasional bahwa 9 Juli menandai ulang tahun kesepuluh dari keputusan Pengadilan Internasional pada Tembok Apartheid yang didirikan oleh Israel di dalam wilayah Palestina yang dijajah, dinyatakan ILEGAL.

Para demonstran menuntut “untuk membekukan perjanjian kemitraan antara Israel dan Uni Eropa, untuk menghapuskan segala bentuk kerjasama militer dan keamanan, dan untuk menghentikan kegiatan semua perusahaan Spanyol ‘di Israel untuk menghindari menjadi penjahat perang”.

Di Barcelona, ​​sebuah kelompok pro-Palestina mengadakan protes serupa dihadiri oleh beberapa perwakilan partai politik dan hampir seribu orang, yang semuanya mengutuk serangan Israel di Gaza. Para pengunjuk rasa menuntut penghentian segala bentuk kerjasama antara otoritas otonom kota dan Israel.

Kementerian Luar Negeri Spanyol telah memperingatkan warganya yang berencana untuk bepergian ke Israel atau Palestina untuk berhati-hati penuh.

Sementara itu, hampir seratus orang mengorganisir protes di depan markas Parlemen Eropa di Brussels untuk mengutuk serangan Israel. Para pengunjuk rasa menyatakan bahwa, “tindakan Israel, termasuk penembakan acak tanpa perbedaan antara warga sipil atau personil militer dan pembunuhan anak-anak dan perempuan, adalah kejahatan perang yang pejabat militer Israel harus diadili untuk itu.”

Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan melawan Israel, termasuk “Israel adalah teroris” dan “Boikot Israel”, dan mengimbau kepada pemerintah Uni Eropa dan Belgia untuk mengambil tindakan politik yang cepat untuk menghentikan agresi Israel terhadap Gaza.

Di Istanbul, Asosiasi Solidaritas Palestina mengadakan protes serupa di Oglu Beck Street, melambaikan bendera Turki dan Palestina. Penyelenggara mengatakan bahwa warga Palestina di Yerusalem, Tepi Barat dan Jalur Gaza yang dibunuh dengan darah dingin.

Protes serupa juga telah diselenggarakan di London, Portsmouth, Sheffield, Glasgow, Derry, Galway, Paris, Strasbourg, Berlin, The Hague, Athens, Valencia, Roma, Turin, Florence dan Jenewa, dengan banyak protes yang direncanakan dalam beberapa hari mendatang. Sebuah pilihan foto-foto aksi protes di seluruh Eropa dan Amerika Utara yang diterbitkan di situs Samidoun, Jaringan Solidaritas Tawanan Palestina.

Angkatan Udara Israel yang diterbangkan pada Selasa, telah menjatuhkan bom di berbagai bagian Jalur Gaza, sejauh ini mengakibatkan pembunuhan setidaknya 77 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, dan hampir 500 terluka, menurut sumber-sumber medis Palestina.

logo_alqassam

Daftar kematian di Gaza mencapai 76 jiwa, 550 orang terluka dalam serangan biadab zionist israel

76 warga Palestina tewas dan hampir 550 lainnya terluka dalam serangan udara Israel terhadap Gaza sejak Senin.

Sumber media melaporkan bahwa wanita tua Amna Frajallah, 80, tewas dalam serangan udara Israel terhadap wilayah Moghraqa utara dari Nuzirate camp.

Ashraf al-Qidra, juru bicara Departemen Kesehatan melaporkan pembunuhan Rafik Kafranh, 26. Setelah pesawat tempur Israel menargetkan utara sepeda motornya dari Gaza

Pada Selasa malam enam Palestina dari keluarga yang sama tewas ketika pesawat tempur Israel menghantam rumah mereka sementara mereka berada di dalam. Mereka diidentifikasi sebagai Hafiz Mohammed Hamad, 30, Ibrahim Mamedhmed, 26, Mahdi Mohammed Hamad, 46, Fawzia Khalil Hamad, 62, Mehdi Hamad, 16, dan Suha Hamad 25.

Sebelumnya, delapan orang Palestina tewas, termasuk seorang anak delapan tahun, Siraj Iyad Abdulal, dan 25 terluka parah dalam serangan udara Israel yang menargetkan sebuah rumah di Jalur Gaza selatan, kata seorang pejabat kesehatan.

Sebuah rudal menghantam rumah di Khan Younis setelah orang dilaporkan membentuk perisai manusia untuk melindunginya, menewaskan tujuh orang, termasuk dua anak-anak.

Para saksi mata mengatakan sebuah pesawat tak berawak Israel menembakkan suar peringatan, mendorong kerabat dan tetangga berkumpul di rumah sebagai perisai manusia dan bahwa, tak lama kemudian, sebuah pesawat perang F-16 menembakkan rudal yang meratakan bangunan. Rumah ini milik keluarga al-Kaware.

Dalam Nusirate camp, Mohmmed abu Sha’ban, 24, Amjad abu Sha, larangan, 30, Khader Abu Jabl dan Rashad Yasin tewas dalam serangan udara Israel pada mobil mereka.

Suliam abu Swawaeen, 30, tewas dan satu lagi luka parah dalam pemboman Israel di daerah Abu Ajeen, sementara Ahmed Mahdi, 16 tewas dalam pemboman Israel ke daerah Sheikh Radwan di Kota Gaza.

Ahmad Moussa Habib, 48, dan Ahmad Ahed Habib, 19, tewas setelah serangan udara menargetkan kendaraan tuk-tuk di lingkungan al-Shujaiyeh di Kota Gaza, kata petugas medis.

Fakhri Saleh Ajjouri dilaporkan tewas setelah sebuah serangan udara ditargetkan sepeda motor dekat Abraj al-Sheikh Zayed di Jalur Gaza utara.

Delapan warga Palestina tewas dan 17 luka-luka pada Senin hari pertama oif serangan Israel terhadap Jalur Gaza.

logo_alqassam

Sikap Pastor Magnis ini sangat tidak kondusif untuk membangun kerukunan umat beragama di Indonesia

Kritik dan Nasehat Untuk Franz Magnis Suseno Atas Suratnya Tentang Prabowo

Beberapa hari menjelang pemilihan presiden 9 Juli 2014, Franz Magnis-Suseno SJ, rokoh Katolik terkenal, menyebarkan surat yang mengkhawatirkan jika Prabowo Subianto jadi Presiden RI 2014-2019. Situs http://www.republika.co.id menyebutkan, bahwa surat itu pertama kali diunggah oleh Mardiyah Chamim, seorang pendukung Jokowi, dalam laman facebook-nya. Surat itu juga dimuat di laman laskarjokowi.com.

Untuk lebih memahami isinya, berikut ini kita kutip sebagian isi surat Franz Magnis-Suseno itu: Saudara-saudari. Pertama, saya mohon maaf kalau kiriman ini yang jelas berpihak, tidak berkenan, apalagi di masa puasa. Namun beberapa hari sebelum pilpres saya merasa terdorong sharing kekhawatiran saya. Saya mau menjelaskan dengan terus terang mengapa saya tidak mungkin memberi suara saya kepada Bapak Prabowo Subiyanto. Masalah saya bukan dalam program Prabowo. Saya tidak meragukan bahwa Pak Prabowo, sama seperti Pak Joko Widodo, mau menyelamatkan bangsa Indonesia. Saya tidak meragukan bahwa ia mau mendasarkan diri pada Pancasila. Saya tidak menuduh Beliau antipluralis. Saya tidak meragukan iktikat baik Prabowo sendiri. Yang bikin saya khawatir adalah lingkungannya. Kok Prabowo sekarang sepertinya menjadi tumpuan pihak Islam garis keras. Seakan-akan apa yang sampai sekarang tidak berhasil mereka peroleh mereka harapkan bisa berhasil diperoleh andaikata saja Prabowo menjadi presiden? Adalah Amien Rais yang membuat jelas yang dirasakan oleh garis keras itu: Ia secara eksplisit menempatkan kontes Prabowo – Jokowi dalam konteks perang Badar, yang tak lain adalah perang suci Nabi Muhammad melawan kafir dari Makkah yang menyerang ke Madinah mau menghancurkan umat Islam yang masih kecil! Itulah bukan slip of the tongue Amien Rais, memang itulah bagaimana mereka melihat pemilihan presiden mendatang. (Baca:Pasien Kanker Ini Berharap Jokowi Jadi Presiden) Mereka melihat Prabowo sebagai panglima dalam perang melawan kafir. Entah Prabowo sendiri menghendakinya atau tidak. Dilaporkan ada masjid-masjid di mana dikhotbahkan bahwa coblos Jokowi adalah haram. Bukan hanya PKS dan PPP yang merangkul Prabowo, FPI saja merangkul. Mengapa? Saya bertanya: Kalau Prabowo nanti menjadi presiden karena dukungan pihak-pihak garis keras itu: Bukankah akan tiba pay-back-time, bukankah akan tiba saatnya di mana ia harus bayar kembali hutang itu? Bukankah rangkulan itu berarti bahwa Prabowo sudah tersandera oleh kelompok-kelompok garis keras itu? Lalu kalimat gawat dalam Manifesto Perjuangan Gerindra: “Negara dituntut untuk menjamin kemurnian ajaran agama yang diakui dari segala bentuk penistaan dan penyelewengan dari ajaran agama”. Kalimat itu jelas pertentangan dengan Pancasila karena membenarkan penindasan terhadap Achmadiyah, kaum Syia, Taman Eden dan kelompok-kelompok kepercayaan. Sesudah diprotes Dr. Andreas Yewangoe, Ketua PGI, Pak Hashim, adik Prabowo, sowan pada Pak Yewangoe dan mengaku bahwa kalimat itu memang keliru, bahwa Prabowo 2009 sudah mengatakan harus diperbaiki dan sekarang sudah dihilangkan. Akan tetapi sampai tanggal 25 Juni lalu kalimat itu tetap ada di Manifesto itu di website resmi Gerindra. Bukankah itu berarti bahwa Hashim tidak punya pengaruh nyata atas Gerindra maupun Prabowo? Terus terang, saya merasa ngeri kalau negara kita dikuasai oleh orang yang begitu semangat dirangkul dan diharapkan oleh, serta berhutang budi kepada, kelompok-kelompok ekstremis yang sekarang saja sudah semakin menakutkan.. .(Jakarta, 25 Juni 2014, Franz Magnis-Suseno SJ(Surat selengkapnya, lihat http://www.kaskus.co.id/thread/53b37873c2cb17e52b8b4586/surat-franz-magnis-untuk-prabowo/).

***** Dalam CAP kali ini, kita tidak akan membahas masalah tuduhan pelanggaran HAM yang ditimpakan kepada Prabowo, karena sudah teramat banyak penjelasan masalah tersebut, dari berbagai pihak. Prabowo pun selama bertahun-tahun telah mengalami ujian dan penderitaan yang luar biasa terkait kasus tersebut. Karir militernya dipaksa tamat saat berada di posisi puncak. Sebuah apresiasi yang mengharukan terhadap “nasib Prabowo” diberikan seorang cendekiawan yang sebelumnya membencinya, Prayudhi Azwar, melalui laman facebook-nya. (https://www.facebook.com/prayudhi.azwar/posts/10202136541916105). Akan tetapi, disamping kasus HAM, ada wacana yang lebih serius yang diangkat oleh Pastor Franz Magnis-Suseno SJ, yaitu masalah “Islam garis keras”, “kelompok ekstrim”, dan “isu pemurnian agama”.

Di dalam suratnya, Pastor Magnis menyatakan:“Yang bikin saya khawatir adalah lingkungannya. Kok Prabowo sekarang sepertinya menjadi tumpuan pihak Islam garis keras. Seakan-akan apa yang sampai sekarang tidak berhasil mereka peroleh mereka harapkan bisa berhasil diperoleh andaikata saja Prabowo menjadi presiden?…Mereka melihat Prabowo sebagai panglima dalam perang melawan kafir. Entah Prabowo sendiri menghendakinya atau tidak. Dilaporkan ada masjid-masjid di mana dikhotbahkan bahwa coblos Jokowi adalah haram. Bukan hanya PKS dan PPP yang merangkul Prabowo, FPI saja merangkul. Mengapa? Saya bertanya: Kalau Prabowo nanti menjadi presiden karena dukungan pihak-pihak garis keras itu: Bukankah akan tiba pay-back-time, bukankah akan tiba saatnya di mana ia harus bayar kembali hutang itu? Bukankah rangkulan itu berarti bahwa Prabowo sudah tersandera oleh kelompok-kelompok garis keras itu?” Pastor Magnis adalah seorang guru besar (professor) di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Sebagai akademisi, sepatutnya, ia membuat kriteria ilmiah dalam memberi cap negatif sebagai “Islam garis keras” dan “kelompok ekstrimis” kepada PKS dan PPP atau FPI.

Stigmatisasi negatif akademisi Katolik seperti Franz Magnis terhadap beberapa organisasi Islam tersebut – tanpa didasari kriteria ilmiah – bisa mencederai kapasitas akademisnya dan bisa dipahami sebagai gejala kebencian, kedengkian, dan sikap “Islamofobia” yang berlebihan. Sikap Pastor Magnis itu juga berbeda dengan sejumlah komentarnya yang bernada simpatik terhadap berbagai kelompok Islam sebelumnya. (lihat http://www.suarapembaruan.com/home/franz-magnis-suseno-radikal-dalam-iman-toleran-pada-sesama/10562, Selasa, 23 Agustus 2011). Dalam situs ini, Pastor Magnis mengaku sebagai orang yang RADIKAL. Ia ditulis sebagai seorang yang akrab dengan sejumlah kiai, ulama, atau tokoh agama lain. Dia dekat dengan tokoh-tokoh intelektual Islam seperti Nurcholish Madjid dan mantan Presiden Abdurahman Wahid. Bahkan ia juga cukup dekat dengan tokoh yang dikenal sebagai garis keras Islam, Ahmad Sumargono. Bersama sejumlah pendeta, ia pernah berdialog di rumah Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq terkait izin mendirikan gereja. “Pria yang lahir di desa Eckersdorf, Silesia, Jerman dengan nama Franz Graf von Magnis itu mengaku sebagai sosok yang radikal di dalam iman. Namun, radikalisme yang ia anut tidak membuat dia memandang sinis agama lain.

Menurutnya, radikalisme bisa berjalan beriringan dengan sikap terbuka, toleran, atau pluralis. Sebab, radikalisme tidak berarti kekerasan, namun kesediaan seseorang untuk secara penuh atau 100 persen menghayati dan menjalankan imannya.” Selama ini, Pastor Magnis dikenal cukup bisa berdialog dengan berbagai kalangan Islam, termasuk yang ia sebut sebagai “garis keras”. Tetapi, dalam kasus pilpres 2014, ia seperti dikejar bayang-bayang ketakutan terhadap naiknya Prabowo Subianto sebagai Presiden RI 2014-2019, sehingga sang pastor kemudian cenderung partisan dan kehilangan sikap akademis serta kegembalaan (kepastoran)-nya. (Bandingkan dengan Kristen Radikal dan Ekstrim, lihat http://antiliberalnews.com/2014/04/12/bangga-menjadi-kristen-radikal/ dan http://www.hidayatullah.com/kolom/catatan-akhir-pekan/read/2012/10/29/3831/bangkitnya-generasi-kristen-ekstrem.html). Bagi Muslim Indonesia, sikap Pastor Magnis itu menambah daftar pertanyaan, mengapa para tokoh Katolik begitu kuatnya mendukung Jokowi sebagai Presiden RI? Sebelumnya, pastor Aloysius Budi Purnomo pernah menulis artikel yang memuja Jokowi dan membuat sejumlah persamaan antara Jokowi dengan Jesus. (http://sinarharapan.co/news/read/140417053/Jesus-Jokowi-dan-Keselamatan-Rakyat, 17/4/2014. Kritik terhadap Aloysius, lihat http://www.hidayatullah.com/kolom/catatan-akhir-pekan/read/2014/05/18/21725/antara-jesus-dan-jokowi.html).

Strategi politik Gereja Katolik di Indonesia pernah ditulis oleh Franz Magnis-Suseno:

“Di permulaan Orde Baru banyak orang kita merasa bahwa berhadapan dengan golongan Islam, kita tidak mempunyai pilihan selain mencari perlindungan pada ABRI dan karena itu jangan secara terbuka menjadi oposisi terhadap Pak Harto. Kita menjadi tidak kritis. Tentu sebuah minoritas kecil tidak boleh berlagak oposisi bangsa. Namun, karena itu, kita semakin tergantung dari kebaikan militer yang semakin dapat memanfaatkan kita demi kepentingan politik mereka sendiri, misalnya di Irian dan dalam Operasi Komodo di Timor Timur sebelum invasi Indonesia. Namun, pada waktu gereja-gereja dibakar, dimana militer? Kalau kita mau mantap di Indonesia, maka bukan karena dilindungi oleh militer, melainkan karena berhubungan baik dengan saudara-saudara Muslim sendiri.” (Franz Magnis-Suseno, Menjadi Saksi Kristus di Tengah Masyarakat Majemuk, 2004:150, dikutip dari buku berjudul Pater Beek SJ, Larut tetapi Tidak Hanyut, Jakarta, 2008:221).

Membandingkan tulisan tersebut dengan isi surat Pastor Magnis tentang Prabowo, tampak Pastor Magnis seperti tidak konsisten. Bahkan, dalam suratnya tentang Prabowo, ia menampilkan dirinya begitu “kalap” dan paranoid, serta nyaris kehilangan nalar akademisnya, dengan menuduh kelompok-kelompok Islam itu sebagai “ekstrimis”. Silakan disimak lagi isi suratnya: “Terus terang, saya merasa ngeri kalau negara kita dikuasai oleh orang yang begitu semangat dirangkul dan diharapkan oleh, serta berhutang budi kepada, kelompok-kelompok ekstremis yang sekarang saja sudah semakin menakutkan.”

Seharusnya, sebagai pastor, Franz Magnis-Suseno tidak semena-mena memberikan tudingan dan cap negatif kepada sejumlah kelompok Islam tersebut. Tudingan “ekstrimis” adalah tuduhan yang sangat serius. Sebab, dalam bahasa Islam kata itu disebut “ghuluw” atau “tatharruf”. Maknanya, adalah tindakan yang melampaui batas-batas ajaran Islam. Karena itu, tuduhan Pastor ini sudah sangat berlebihan. Sikap Pastor Magnis ini sangat tidak kondusif untuk membangun kerukunan umat beragama di Indonesia. Kita membutuhkan iklim kondusif untuk membangun sikap saling paham dan membangun kerjasama antar berbagai pemeluk agama di Indonesia. Bukan dengan cara menabur stigma negatif yang sama sekali tidak dikehendaki dan tidak digunakan istilahnya oleh kelompok-kelompok Islam tersebut. Jadi, lebih baik, Pastor Magnis memperbaiki suratnya tersebut dan mengklarifikasi kepada organisasi atau orang-orang yang disebut dalam suratnya. ***** Bagian lain isi surat Pastor Magnis yang perlu mendapat perhatian adalah penentangannya terhadap manifesto Partai Gerindra tentang pemurnian agama: “Lalu kalimat gawat dalam Manifesto Perjuangan Gerindra: “Negara dituntut untuk menjamin kemurnian ajaran agama yang diakui dari segala bentuk penistaan dan penyelewengan dari ajaran agama”. Kalimat itu jelas bertentangan dengan Pancasila karena membenarkan penindasan terhadap Achmadiyah, kaum Syia, Taman Eden dan kelompok-kelompok kepercayaan.”

Manifesto Gerindra tersebut bukan hanya bicara tentang Islam dan itu sesuai dengan UU No 1/PNPS/1965, yang telah dikuatkan kembali oleh Mahkamah Konstitusi tahun 2010. Maknanya, perlindungan negara terhadap agama dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undang dan tidak diterapkan secara semena-mena. Sebab, kebebasan tidak boleh mengorbankan ketenteraman dan keamanan masyarakat, bangsa dan negara. Apalagi, umat Islam meyakini, Islam adalah agama wahyu (revealed religion), yang konsep aqidah dan ritualnya bersufat tetap, lintas zaman dan lintas budaya. Merusak ajaran Islam adalah kejahatan yang serius dalam agama Islam.

Penolakan Pastor Magnis terhadap Manifesto Gerindra tersebut, sepertinya merupakan kelanjutan dari sikap Gereja Katolik Indonesia, yang menolak keberadaan UU No 1/PNPS/1965, tentang penodaan agama. Pada sidang Mahkamah Konstitusi tanggal 10 Februari 2010, Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) yang merupakan induk kaum Katolik di Indonesia menyatakan, bahwa: “Ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 1/1965 yang mempidanakan setiap orang yang menyarankan keyakinan yang dianggap menyimpang dari ajaran agama yang resmi merupakan kriminalisasi terhadap agama. Dengan demikian merupakan ketentuan yang bersifat represif terhadap kebebasan beragama di setiap orang. Dengan demikian Negara Kesatuan Republik Indonesia atau negara pun tidak dapat melakukan intervensi dalam hal ini termasuk melarang seseorang untuk menyuarakan keyakinan baik dalam bentuk penganut agama maupun tidak menganut agama.” (Teks dikutip dari Risalah Sidang Mahkamah Konstitusi).

Ketika menjadi saksi ahli dari MUI di Mahkamah Konstitusi, dalam kasus gugatan terhadap UU No 1/PNPS/1965, saya sudah menulis makalah yang mengkritik pandangan KWI tersebut. Yang mencolok adalah sikap mendua Gereja Katolik. Di Indonesia, yang mayoritas Muslim, Gereja Katolik mendorong agar negara bersikap netral terhadap agama. Tetapi, di negara Vatikan, Paus diberikan wewenang untuk menjaga kemurnian agama Katolik. Beberapa dekade terakhir, sejumlah Teolog Katolik telah dipecat oleh Vatikan karena memiliki pandangan yang berbeda dengan pandangan Paus. Kasus terkenal, misalnya, menimpa Prof. Jacques Dupuis SJ, seorang sarjana di Gregorian University Roma, yang diberi sanksi menyusul penerbitan bukunya yang berjudul Toward a Christian Theology of Religious Pluralism, (Maryknoll, NY Orbis, 1997). Pada bulan Oktober 1998, Prof. Dupuis mendapatkan notifikasi dari Kongregasi untuk Ajaran Iman, Vatikan, yang menyatakan, bahwa ia “Tidak bisa dipandang sebagai seorang Teolog Katolik”. Surat ini ditandatangani oleh Kardinal Ratzinger yang kemudian menjadi Paus Benediktus XVI. Sebelum menjabat sebagai Paus, pada tahun 2004, juga masih mengeluarkan sanksi terhadap Roger Haight, seorang Yesuit Amerika, penulis buku Jesus Symbol of God, karena pandangan-pandangannya yang dianggap berbeda dengan ajaran pemuka Katolik. (Lihat, Rm. Gregorius Tulus Sudarto Pr, Daftar Hitam Gereja Katolik, (Jakarta: Fidei Press, 2009), hal. 74-75.; juga John Cornwell, The Pope in Winter: The Dark Face of John Paul II’s Papacy, (London: Penguin Books, 2005), 193-194.).

Melalui institusi bernama Kongregasi untuk Ajaran Iman (Congregation pro Doctrina Fidei/CDF), Vatikan bertindak sangat aktif dalam memeriksa dan menjatuhkan sanksi kepada sejumlah Teolog Katolik yang dinilai “menyimpang”. John McNeil, seorang Jesuit yang menulis buku The Church and the Homosexual, diselidiki oleh Vatikan, dan akhirnya dikeluarkan dari Serikat Jesus karena mengkritik dokumen Gereja tentang homoseksualitas, tahun 1986. Tindakan disipliner juga diberikan kepada sejumlah Teolog lainnya.

Secara aktif, CDF memeriksa karangan-karangan para teolog dan melihat apakah karya-karya mereka sesuai dengan ajaran moral Gereja. Jika tidak sesuai, maka perutusan kanoniknya (missio canonica) ditarik kembali dan dia dinyatakan tidak lagi mempunyai wewenang untuk mengajar atas nama Gereja sebagai seorang Teolog Katolik. (Rm. Gregorius Tulus Sudarto Pr, Daftar Hitam Gereja Katolik, hal. 154).

Kasus lain yang menarik perhatian internasional, juga menimpa Prof. Hans Küng, seorang teolog Katolik terkenal asal Jerman. Akibat berbagai sikap kritisnya terhadap Vatikan, maka pada 15 Desember 1979, Vatikan pun mengeluarkan sebuah statemen: “In his writing, Professor Küng deviates from complete truth of the Catholic belief. For this reason he cannot be regarded as a Catholic theologian as such.” (Lihat, Peter Hebblethwaite, The New Inquisition? Schillebeeckx and Küng, (London: Fount Paperbacks, 1980), hal. 158-166).

Jika sebagai pemegang otoritas keagamaan dan politik Vatikan boleh menyatakan bahwa suatu ajaran atau seseorang “menyimpang” dari ajaran pokok agama Katolik, tentu umat Islam juga punya hak untuk menyatakan satu ajaran menyimpang dari ajaran-ajaran pokok agama Islam. Begitu juga agama-agama lainnya. Dan itulah sebenarnya tujuan terpenting dari eksistensi UU No.1/PNPS/1965, atau yang tersurat dalam Manifesto Partai Gerindra. Dalam kehidupan berbangsa dan dalam rangka membangun hubungan yang lebih harmonis antar pemeluk agama di Indonesia, kurang patut jika KWI atau Franz Magnis justru berdiri pada kutub penyeru paham negara yang “netral agama” untuk Indonesia. Usul agar Indonesia menjadi negara sekuler dengan mengubah Mukaddimah UUD 1945, misalnya, pernah diajukan oleh seorang Tokoh Katolik Dr. Soedjati Djiwandono, melalui artikelnya berjudul “Mukaddimah UUD 1945 tidak Sakral” di Harian Suara Pembaruan, 9 Februari 2004. Soedjati mengusulkan agar Indonesia secara terbuka menjadi dan mengaku sebagai sebuah “negara sekuler”. Artikel Soedjati itu ditanggapi dengan sangat tajam oleh Prof. Franz Magnis-Suseno, melalui sebuah artikelnya berjudul “Mukaddimah UUD 1945 Tidak Boleh Diganti!”. Franz Magnis menulis: “Lebih serius lagi, Soedjati mau membongkar salah satu tabu paling kental dalam politik Indonesia: ia menuntut agar Indonesia menjadi, dan mengaku menjadi, sebuah negara sekuler. Menurut saya, Soedjati di sini main api, dan itu terlalu mahal.” (Lihat, Franz Magnis-Suseno, Berebut Jiwa Bangsa, 2006:224-229).

Tapi, lagi-lagi, pastor Magnis juga tidak konsisten dengan sikapnya, ketika pada 10 Februari 2010 di Mahkamah Konstitusi, ia membuat pernyataan berikut ini: “Satu-satunya yang betul objektif atau yang benar itu hanya Tuhan sendiri. Lembaga yang merasa bisa menentukan mana yang objektif benar, menempatkan diri di tempat Tuhan alias memuja. Maka sekarang saya, kebebasan beragama, pertimbangan itu mau menunjukkan bahwa penilaian bahwa suatu ajaran penafsiran menyimpang dari pokok-pokok ajaran suatu agama tidak ada dalam kompetensi negara, itu ada dalam kompetensi agama yang bersangkutan. Apabila negara memakainya, negara itu melanggar kewajibannya untuk bersikap netral. Itu berarti juga bahwa tidak dapat dibenarkan suatu ajaran dilarang hanya karena dinilai menyimpang.”

Kita patut bertanya, ketika Paus memecat sejumlah Teolog Katolik karena dinilai menyimpang, apakah Paus juga “menempatkan diri di tempat Tuhan”? Apakah Paus juga bisa salah? Dalam sejarah, terbukti banyak sekali kesalahan dan kejahatan yang dilakukan oleh Paus. (Lihat buku Sejarah Gelap Para Paus terbitan Pustaka Gramedia Jakarta. http://www.hidayatullah.com/kolom/catatan-akhir-pekan/read/2011/03/22/3624/sejarah-gelap-para-paus.html).

Pada akhirnya, menghadapi Pilpres 2014 ini, seyogyanya kita semua menjaga ketenangan dan keharmonisan kita sebagai bangsa. Siapa pun pemenangnya. Kepada Pastor Franz Magnis-Suseno kita nasehatkan, kiranya lebih bisa menenangkan diri dan pikirannya; tidak bersikap paranoid terhadap Islam; tidak cinta atau benci secara berlebihan kepada para calon presiden! Sebagai muslim, sudah sepatutnya, saya pun mendoakan semoga Pak Magnis-Suseno diberi kesehatan dan suatu ketika nanti bersedia menerima hidayah Allah SWT. Yakinlah, jika Prabowo Subianto jadi Presiden RI, tidak mungkin Prabowo, PKS, PPP, atau FPI akan memaksa Pak Magnis untuk dikhitan! Jadi, tidak perlu khawatir, Romo!… Assalaamu ‘alaa man ittaba’al huda!